KERJA BIASA, SEMANGAT LUAR BIASA

FEATURE : TOKOH
OLEH         : TAUFIK


     Pagi hari, itulah waktu dimana Didih (50) mulai berangkat bekerja sebagai juru parkir di Anyer. Bekerja sebagai tukang parkir didepan sebuah bank. Pekerjaan sudah tiga tahun lalu  Ia tekuni. Agar dapur tetap mengepul dan juga demi menghidupi satu orang istri serta menyekolahkan tiga orang anaknya. 

Diusianya yang tidak muda lagi, Didih tidak pernah putus asa atau menyerah menghadapi kerasnya kehidupan ini. Satu persatu kendaraan Ia parkirkan, dari situlah Didih memperoleh pundi - pundi rupiahnya. 

Dengan menggunakan kacamata hitamnya, Didih tidak pernah patah arang bekerja meskipun terik matahari membakar kulitnya. Setiap harinya Didih mendapatkan penghasilan mulai dari kurang lebih 200 hingga 300 ribu rupiah. Namun jika sedang ramai Didih bisa mendapatkan 300 hingga 400 ribu rupiah. Uang yang Ia dapat diberikan kepada istrinya untuk membeli kebutuhan sehari - hari dan membayar sewa rumah yang Ia tinggali di desa Mekar Sari kecamatan Anyer Serang Banten.

Kendaraan silih berganti hingga sore menjelang, itulah waktunya Didih untuk pulang dan istirahat setelah seharian bekerja. Dengan motor tuanya, Didih menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer untuk sampai ke rumahnya. Istri dan anaknya menyambut kedatangan Didih dengan gembira. Tawa canda keluarga kecilnya seolah menutupi letihnya seorang Didih setelah bekerja seharian.

Menjadi tukang parkir mungkin menjadi pekerjaan yang bukan diharapkan oleh seorang Didih. Namun semangatnya tidak pernah padam. Didih terus bekerja keras meskipun hanya menjadi seorang tukang parkir. Memang pekerjaan biasa, namun semangatnya luar biasa.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »