Oleh Anggi Merdisia
Suka berjalan-jalan ke pantai? Pernahkan pergi ke pantai Anyer? Di sepanjang jalan Pantai Anyer pasti akan melihat salah satu bangunan tertinggi di kawasan anyer ini. Letaknya tidak jauh dari kawasan pantai tepatnya sebelah kiri jalan di bibir Pantai Bojong atau lebih sering disebut pantai mercusuar tepatnya di Desa Cikoneng kampong Bojong Anyer- Banten.
Mercusuar ini adalah bangunan bersejarah peninggalan zaman belanda yang masih bertahan sampai saat ini dan juga yang menjadi saksi masa penjajahan dulu. Dulunya mercusuar dibangun untuk menghubungkan antara jalan Anyer – penarukan dengan tinggi 75,5 meter, dan memiliki 18 tingkat dan 286 anak tangga. Dilihat dari prasasti yang menempel di dinding mercusuar, bangunan yang terbuat dari baja setebal 2,5 cm itu sudah berusia lebih dari 170 tahun, tepatnya dibangun pada tahun 1855 yang fungsinya masih sama seperti dulu yaitu memadu kapal-kapal yang lalu lalang dimalam hari.
Menara ini diyakini sebagai titik nol jalan Anyer Banten – penarukan (jawa timur) yang dibangun Gubernur Jenderal Daendles. Dari sinilah awal mula Daendles memulai proyek raksasa itu pada tahun 1825. Karena letusan gunung Krakatau saat itu, mercusuar jadi hancur lebur dan puing-puing pondasinya dapat dilihat beberapa meter dari mercusuar. Jadi mercusuar yang ada sekarang merupakan bangunan baru. Bangunan itu nyaris rata dengan tanah akibat hantaman meriam angkatan laut jepang sekitar tahun 1942. Meski tidak sampai runtuh, namun mercusuar itu sempat rusak berat dan bekas hantaman meriam itu bias dilihat dibagian dalam mercusuar ada berupa lubang besar namun sekarang sudah ditambal.
Menaiki anak tangga mercusuar bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, ruangan yang sempit seluas 2,5 meter menjadi tantangan yang harus dilewati bila ingin mencapai puncak mercusuar. Apalagi makin keatas ruangan nya makin sempit. Pada bagian puncak mercusuar akan disajikan pemandangan yang luar biasanya indahnya, hamparan laut luas terbentang didepan mata ditambah sejuknya angin yang membuat jadi betah untuk berlama-lama dipuncak mercusuar. Apalagi jika saat matahari tenggelam (sunset) sungguh istimewa bila menikmati moment indah itu.
Kini mercusuar anyer seakan tenggelam di tengah-tengah maraknya sarana wisata modern, terutama setelah adanya resort-resort ditepi pantai. Padahal mercusuar ini menjadi saksi bisu kekejaman penjajahan belanda.
Namun dengan seiring perkembangan zaman mercusuar bisa dibuka untuk umum, pada hari-hari kerja mercusuar ini tidak dibuka untuk umum karena awalnya bukan tempat pariwisata. pengunjung baru bisa menikmati pada akhir pekan, penjaga mercusuar juga mengatakan bahwa mercusuar ini bukan untuk komersil karena memang bangunan milik pemerintah. Namun banyak sekali pengunjung yang berkunjung dan penasaran, ingin tahu bagaimana di dalam bangunan mercusuar. Tidak ada tiket masuk resmi untuk masuk ke dalam mercusuar, namun biasanya pengunjung harus membayar Rp.5000 untuk mendanai biaya perawatan untuk pengecatan dan kebersihan.
Meskipun sekarang banyak tempat-tempat wisata baru yang muncul, namun jangan sampai untuk melupakan bangunan bersejarah yang mempunyai banyak pengalaman zaman dulu. Jagalah aset bangsa ini dengan merawat dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Indonesia.