(oleh : Haryati 51113085 jurnalistik 1)
Wanita
itu memiliki muka yang kecil, mata yang sayu, hidung mancung, rambut yang
keriting, memiliki postur badan yang pendek dan kurus. ia bernama maemunah,
usianya sekitar 43 tahun. Wanita yang berkerja serabutan ini terkadang bekerja
sebagai petani dan tukang cuci pakaian.
Tapi ia lebih sering bekerja sebagai petani. Dia bekerja disawah oranglain.
Karena ia tidak memiliki sawah sendiri. Pekerjaan sebagai petani dilakukan jika
ada tetangga yang meminta bantuan tenaganya disawah. Jika tidak ada pekerjaan
disawah ia berusaha menawarkan tenaga nya untuk mencuci pakaian. Upah yang
didapatkan dari bertani dan mencuci pakaian tidaklah seberapa. Belum bisa
mencukupi kebutuhan keluarganya.
Diwajahnya sudah terlihat sekali keritan-kerutan dan
terlihat rasa lelah sedang menghampirinya. Wajahnya berwarna hitam, mungkin
akibat dari terkena sinar matahari saat sedang bekerja disawah. Sekilas
wajahnya nampak lebih tua padahal umur dia jauh lebih muda dari wajahnya.
Kehidupan yang dilihat dari jauh terlihat
baik-baik saja, namun jika dilihat dari dekat dan makin dekat mulai
terlihat kesedihan serta kepedihan hidup yang ia alami selama ini.
Untuk
makan saja mengalami kesulitan. Jika tidak mempunyai uang, terkadang dirinya
harus berhutang pada pedagang sayuran dulu. Tapi dia lebih sering memilih untuk
tidak membeli sayuran. Karena ia malu jika harus berhutang terus menerus.
Apalagi hutang yang kemarin kemaren belum dapat dilunasi. Jika keadaan tidak
memungkinkan untuk berbelanja ia lebih sering memasak nasi, sambal,dan jengkol
goreng. Makanan itu tidak mengeluarkan
biaya. Karena dibelakang rumah dirinya menamam pohon cabe dan menanam jengkol
untuk kebutuhuhan mendesak ketika tidak mampu membeli sayur-sayuran maupun lauk
pauk untuk disantap bersama keluarga. Hal itu dilakukan untuk menyambung hidup.
Ia meminjam uang juga diBank keliling, dan setiap hari bank keliling tersebut
datang kerumahnya untuk menagih uang yang telah dipinjam. Semua itu dilakukan
untuk menyambung hidup keluarganya.
Ada
sesuatu hal yang membuat hal yang membuat dirinya sangat sedih, saat anaknya
terjatuh sakit , terdapat darah yang keluar dari hidung dan mulut anaknya.
Anaknya sakit saat ia tidak mempunyai uang. Malang sekali nasipnya, betapa
sedih dan rapuh hatinya saat itu. Ia terus berfikir bagaimana cara mendapatkan
uang untuk mengobati anaknya yang
membutuhkan pertolongan dari seorang dokter. Pada saat hujan ia memutuskan
untuk meminjam uang kepada tetangga yang dapat memberikannya bantuan untuk
meringkankan beban pikirannya.
Anaknya
berumur sekitar 19 tahun, tamatan SMA. Anaknya mumpunyai postur tubuh yang yang
cukup gemuk, pendek dan berhidung mancung. Dirumah maupun disekolah terkadang
selalu diremehkan oleh orang-orang yang derajatnya lebih tinggi. Terkadang
tidak ada orang yang mau bermain bersamanya karena dia orang tak mampu.
Terkadang omongan teman-temanhya itu secara tidak langsung melukai perasaannya.
Dan akhirnya dia merasa tidak pantas untuk bermain dengan teman-temannya itu.
Dia lebih senang menyendiri dan tertutup dengan oranglain. Saat masih menuntut
ilmu, jarak rumahnya menuju sekolah itu jauh. Ia tidak memiliki kendaraan
pribadi seperti motor, bahkan sepeda pun tidak punya. Jika mempunyai uang lebih
ia akan pergi dan pulang sekolah menggunakan kendaraan umum, tetapi disekolah
dia tidak bisa jajan karena uangnya telah digunakan untuk ongkos kendaraan umum
tersebut. Ia mendapatkan uang tidak meminta pada orangtuanya. Tapi uang yang
dimilikinya dari menunggui konter sodaranya yang terkadang memberikan upah padanya.
Tentu hal itu tidak dilakukan setiap hari. Bahkan terkadang ia tidak memegang
uang sepeserpun. Saat berangkat sekolah ia hanya menunggu teman 1 sekolah
menawarkan tumpangan padanya. Karena banyak yang 1 sekolah yang melewati
rumahnya itu. Tapi, jarang sekali yang menawarkan tumpangan padanya. Angkutan
umum juga tidak ada yang lewat karena sudah lewat ham 7 pagi. Akhirnya ia tidak
berangkat kesekolah. Bayaran uang sekolah saja masih menunggak selama
berbulan-bulan. Untuk membeli sepatu dan tas yang baru saja, keluarganya tidak
mampu membelikannya. Hal itu sungguh membuat hati anaknya begitu sedih.
Kondisi
rumah yang ditempatinya sangat memperihatinkan .rumah yang sudah tidak layak
untuk dihuni. Lantainya hanya disemen saja tanpa keramik, dan sebagian lantainya
tidak dilapisi oleh semen hanya beralaskan tanah merah saja. Temboknya tidak
dilapisi oleh batu bata dan semen. Rumah itu seperti gubuk, dan gubuk itu
terdapat bagian-bagian yang sudah sobek-sobek tak sempurna lagi. Jika malam
hari tiba, membuat penghuni rumah merasa kedingan. Belum lagi atap yang rumah
terdapat kerusakan yang mengakibatkan kebocoran saat hujan. Rumah itu sangat
sempit dan terlihat sangat kumuh. Udara dirumah itu tidaklah bersih karena
didalam terasa amat sesak oleh debu-debu. Tempat kasurnya terbuat dari bambu
yang dibikin sendiri.