Kota Lurus Berjuta Cerita
Oleh:
Ani Nuraeini Noffita Sary
Kota Cilegon adalah kota yang lurus
namun berjuta cerita. Kota ini memiliki makna dan sejarah dibaliknya. Sebelum mengenal
lebih jauh tentang asal usul Kota Cilegon, maka terlebih dahulu mengenal arti
dari nama Cilegon tersebut.
Kota CILEGON berasal dari kata “CI”
atau “Cai” dalam bahasa Sunda berarti air, dan kata “LEGON” atau “MELEGON” yang
berarti lengkungan (H.M.A. Tihami). Cilegon bisa diartikan sebagai kubangan air
atau rawa-rawa.
Hal ini sesuai dengan banyaknya
nama tempat di Cilegon yang menggunakan nama Kubang. Seperti: Kubang Sepat,
Kubang Lele, Kubang Welut, Kubang Welingi, Kubang Lampit, Kubang Lampung,
Kubang Menyawak, Kubang Bale, Kubang Lesung, Kubang Lumbra, Kubang Kutu, Kubang
Saron, Kubang Wates, Kubang Sari dan yang lain-lain.
Sepintas penyebutan kata LEGON
mirip dengan kata “LAGUNA” atau “LAGOON” dalam bahasa Inggris yang berarti
danau kecil atau tasik yang dikelilingi oleh karang atau pasir yang menutup
pesisir atau muara sungai.
Cilegon pada abad-16 merupakan
sebuah kampung kecil yang dikelilingi rawa-rawa atau kubang-kubang yang berubah
dan berkembang menjadi area. Dalam sejarahnya, Kota Cilegon adalah sebuah kota
di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut Pulau Jawa,
di tepi Selat Sunda. Kota ini dulunya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten
Serang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan sejak
tanggal 20 April 1999 ditetapkan sebagai kotamadya (sebutan kotamadya diganti
dengan Kota sejak tahun 2001). Cilegon dikenal sebagai Kota Industri, dan
menjadi Kota Industri di kawasan Banten bagian barat. Kota Cilegon dilintasi
jalan negara lintas Jakarta-Merak. Kota Cilegon terdiri atas 8 Kecamatan yang
dibagi lagi atas sejumlah Kelurahan.
Berdasarkan letak geografisnya,
Kota Cilegon berada dibagian paling ujung sebelah Barat Pulau Jawa dan terletak
pada posisi: 5°52¢24²
- 6°04¢07²
Lintang Selatan (LS), 105°54¢05²
- 106°05¢11²
Bujur Timur (BT). Kota Cilegon mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 22°C - 33°C,
curah hujan maksimum terjadi pada bulan Desember-Februari dan minimum pada
bulan Juli-September.
Secara administratif wilayah
berdasarkan UU No. 15 Thaun 1999 tentang terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat
II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999.
Kota Cilegon mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara,
berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara (Kabupaten Serang). Sebelah Barat,
berbatasan dengan Selat Sunda. Sebelah Selatan berbatasan Kecamatan Anyer dan
Kecamatan Mancak (Kabupaten Serang). Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan
Kramatwatu (Kabupaten Serang).
Kota ini merupakan bandar dagang,
pusat Industri baja dan kimia di Pulau Jawa. Berdasarkan administrasi
pemerintahan, Kota Cilegon memiliki luas wilayah ±
17.550 Ha terbagi atas 8 Kecamatan berdasarkan Praturan Daerah (Perda) No. 15
Tahun 2002 Tentang Pembentukan 4 Kecamatan baru, wilayah Kota Cilegon yang
semula terdiri dari 4 kecamatan berubah
menjadi 8 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Cilegon, Kecamatan Ciwandan, Kecamatan
Pulomerak, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Grogol, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan
Citangkil, Kecamatan Jombang.
Cilegon merupakan wilayah bekas
Kewadenan (Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang
meliputi 3 Kecamatan yaitu Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak. Berdasarkan PP
No. 3 Tahun 1992 tanggal 7 Februari 1992 tentang Penetapan Perwakilan Kecamatan
Cibeber, Kota Administratif Cilegon bertambah menjadi 4 Kecamatan yaitu
Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan Cibeber.
Dalam pengembangannya, Kota
Administratif Cilegon telah memperlihatkan kemajuan yang pesat di berbagai
bidang baik bidang Fisik, Sosial maupun Ekonomi. Hal ini tidak saja memberikan
dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan. Tetapi juga memberikan gambaran mengenai
perlunya dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi
daerah.
Dengan diterapkannya dan
disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.
Status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan
duet kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan
H. Zidan Rivai sebagai Ketua DPRD Cilegon.
Penduduk dan perekonomian dalam
kurun waktu 15 tahun terakhir (1991-2005) Jumlah Penduduk Kota Cilegon
bertumbuh sebesar 47,18% (dari 228.230 Jiwa tahun 1991 menjadi 335.913 Jiwa
tahun 2005). Perkembangan jumlah Penduduk Kota Cilegon pada periode 2001-2005
bergerak secara rata-rata 2,66% per tahun. Dengan jumlah penduduk yang tinggi
membuat membuat Kota Cilegon menjadi kota terbesar ke-4 di Provinsi Banten.
Masih cukup tingginya laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Cilegon tersebut.
Terutama dipengaruhi oleh peristiwa Migrasi masuk. Sebuah sudut di Cilegon.
Jenis atau kegiatan pekerjaan yang
banyak digeluti oleh Penduduk Kota Cilegon pada tahun 2005 adalah kegiatan
Perdagangan, Hotel, dan Restoran merupakan sektor yang paling banyak menyerap
tenaga kerja, yakni sebesar jumlah 33,116 tenaga kerja. Selanjutnya Industri
merupakan lapangan pekerjaan kedua yang paling banyak digeluti oleh penduduk,
yakni sekitar 24,68% atau sebesar 29,755 tenaga kerja.
Di Kota Cilegon juga terdapat pusat
perbelanjaan, seperti Cilegon Supermall, Ramayana Mall Cilegon, Edi Toserba,
dan lain-lain.
Jika dilihat dari segi peendidikan.
Di Kota Cilegon ini banyak terdapat fasilitas pendidikan mulai dari Sekolah
Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Diantaranya Sekolah Menengah Atas: SMAN 1
Cilegon, SMAN 2 KS Cilegon, SMKN 1 Cilegon, SMKN 2 Cilegon, MAN, dan lain-lain.
Selain itu, terdapat Sekolah Menengah Pertama, diantaranya: SMPN 1 Cilegon,
SMPIT Raudhatul Jannah, SMPN 2 Cilegon, SMPN 3 Cilegon, SMP Muhammadiyah
Cilegon, SMP Mardi Yuana Cilegon, SMP YPWKS Cilegon, dan lain-lain.
Di Kota Cilegon terdapat 18 SMA/MA,
34 SMP/MTs, dan 172 SD/MI. Pada pendidikan tinggi terdapat Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (FT Untirta) yang merupakan satu-satunya
universitas negeri dan universitas tertua yang berada di Cilegon tepatnya
berada di lokasi Kompleks Industri Krakatau Steel. FT Untirta merupakan salah
satu institusi ysng terbaik di bidang teknik yang ada di Banten dan memiliki 6
jurusan, yaitu Teknik Kimia, Teknik Industri, Teknik Elektro, Teknik Metalurgi,
dan Teknik Sipil.
Selain itu, di Cilegon terdapat
beberapa lokasi siaran radio. Diantaraya sebagai berikut: 91,8 Top Fm Cilegon,
95,3 Banten Radio, 96,9 Fm Sam Radio, 102 Mandiri FM, 105,2 Cilegon Pass FM.
Berikut ini beberapa nama yang
pernah menjabat sebagai Walikota. yaitu, Drs. Nurman Suryadinata, dari 29 Juli
1987 sampai 01 April 1988 (Walikotatif). H. Nano Abdullah Dudaya, BA., dari 01
April 1988 sampai 20 Mei 1989 (Walikotatif). Drs. H. Dudi Achmadi, dari 20 Mei
1989 sampai 01 Mei 1992 (Walikotatif). Drs. Aan Hermana ASW, dari 01 Mei 1992
sampai 15 Oktober 1992 (Walikotatif). Drs. H. Makmun Suchari, dari 15 Oktober
1992 sampai 30 Juni 1997 (Walikotatif). Ir. H. Setia Hidayat, dari 30 Juni 1997
sampai 20 Juni 1998 PLH (Walikotatif). Drs. H. Tb. Rifa’i Halir, dari 20 Juni
1998 sampai 27 April 1999 (Walikotaatif). Drs. H. Tb. Rifa’i Halir, dari 27
April 1999 sampai 07 Apil 2000 (Pejabat Walikota). H. Tb. Aat Syafa’at, S.Sos,
M. Si, dari 07 April 2000 sampai 07 April 2005 (Walikota). H. Hidayat Djauhari,
SH, M.Si, dari 07 April 2005 sampai 20 Juli 2005 (Pejabat Walikota). H. Tb. Aat
Syafa’at, S.Sos, M.Si, dari 20 Juli 2005 sampai 20 Juli 2010 (Walikota). H. Tb.
Iman Ariyadi S.Ag, MM, M.S, dari 20 Juli 2010 sampai sekarang (Walikota).
Setelah mencoba mencari sebuah
kebenaran dan fakta, sulit memang dengan sebuah keterbatasan dan sumber-sumber
yang ada tidak menjadi kuat. Sebuah stetment atau sebuah kebenaran apalagi
mengenai sebuah sejarah setidaknya sedikit mngetahui asal usul daerah Cilegon
tersebut.