Rembulan Cantik Terangi Malam
Oleh : Vika Komalasari

Dinginnya angin malam menyusuri ruangan sederhana namun terasa mewah nan hangat dikarenakan adanya lafadz Allah dan Rasulullah beserta ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menghiasi dinding yang bercat sudah agak pudar tersebut. Di dalam ruangan itu ada seorang ibu yang sudah berumur 52 tahun sedang mendirikan shalat malam, tak lelah dan tak letih hal tersebut menjadi rutinitas kesehariannya.
Ibu yang shalehah, berparas cantik menyaingi cantiknya sang rembulan, wajahnya yang selalu bersinar karena selalu dibasuh air wudhu yang membasahi tiap inci kulit-kulit yang sudah menua tersebut. Ibu mempunyai arti yang tak ada habisnya untuk dipuji dan dicintai, sosok rembulan yang Tuhan ciptakan dibumi yang selalu kita lihat setiap hari.
Ibu yang tiada hentinya mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya, tak kenal apa itu pamrih, ia selalu memberikan segalanya secara tulus dengan hati bersih. Tangan yang paling ampuh dalam meminta doa kepada Tuhan adalah tangan yang menangkup dari tangan seorang ibu. Ridho Tuhan adalah rindo seorang ibu, begitu kata banyak orang.
Ibu Apong Fatmawati adalah seorang ibu yang sudah setengah abad selalu mencintai anak-anak dan keluarganya, seorang ibu yang sudah 8 tahun menjadi tulang punggung keluarga dikarenakan sang suami telah dipanggil Tuhan terlebih dahulu sebelum dirinya. Seorang ibu yang murah senyum dan canda tawanya yang membuat orang-orang disekitar sangat nyaman berada didekatnya.
“Bu Haji” begitu sapaan para tetangga bila sedang membeli makanan ringan atau bahan kebutuhan pokok lainnya bila sedang mampir di warung kecil didepan rumahnya. Ya, Bu Haji selain rajin beribadah beliau juga rajin dalam hal berdagang, hal tersebut menjadi mata pencaharian selama 8 tahun ini hanya untuk membuat dapur terisi pangan.
Bu Haji memiliki 3 orang anak yang sudah dewasa, yang sebagian sudah mampu menafkahi dan membantu beliau dalam hal keuangan keluarga. Bu Haji juga sudah mempunyai seorang cucu yang sangat nakal namun menggemaskan. Hal ini yang membuat ia menjadi obat kebahagiaan didalam rumah jika sudah penat dalam kesehariannya.
Keinginan yang selalu menjadi dambaan sang ibu adalah ingin menapaki tanah suci bersama anak-anaknya, ingin sama-sama bergandeng tangan didekat ka’bah. Ingin menuntun anak-anaknya agar lolos dari panasnya api neraka, maka dari itu sang ibu tak bosan untuk mengingatkan anak-anaknya agar rajin beribadah dan meminta ampunan kepada Tuhan.
Selain shalehah pun sang ibu selalu rapih, apik dan bersih dalam membersihkan barang-barang maupun ruangan. Tak ada debu yang berani menempel pada lantai bahkan barang-barang dirumahnya. Shalelah, rajin dan bahkan sangat pandai memasak. Masakannya selalu ditunggu-tunggu bila perut sudah berbunyi, masakan yang menjadi kesukaan keluarga yang sangat berharga itu benar-benar dinikmati oleh anak-anaknya.
Ibu, tak ada yang menyaingi kasih sayangmu, tak ada yang mampu menggelapkan cahaya doa-doamu disudut malam tiap harinya, tak ada yang mampu menggantikan ikhlasnya keringat yang kau keluarkan tiap harinya dalam mencari biaya untuk kebutuhan sehari-hari.

Tak ada bu…tak ada yang mampu menggantikan seorang ibu. Ibu adalah hadiah istimewa dalam hidup anak-anaknya yang seperti rembulan. Hadiah Tuhan yang tidak akan tergantikan oleh tumpukan harta didunia. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »